Selasa, 10 Mei 2011

Emy Saelan, Beresiko tapi Bahagia


Aku juga mau bahagia...!!!!

Bagaimana dengan statement “ Tidak Bahagia Di Waktu Kecil”? Sudah kah anda bahagia saat kecil? Mungkin itu salah satu alasan yang  menyebabkan  sekelompok anak kecil di daerah Emy Saelan, Makassar melakukan aktifitas masa kecil pada umumnya. Bermain, itulah aktifitas masa kecil yang tidak bisa hilang.

Bermain bola dengan halaman ruko sebagai lapangan. Mereka hanya ingin memuaskan hasrat sebagai anak manusia yang sedang mengalami fase perkembangan dan bersenang-senang ria, tanpa menghiraukan resiko dan akibat yang sebenarnya sangat fatal.

Di sebuah halaman ruko yang luasnya  ­+  10 m2,  berhadapan dengan  jalan raya umum, anak-anak ini memuaskan hasratnya untuk sekedar membuang rasa penat setelah beberapa waktu sebelumnya di habiskan di sekolah. Ada rasa jenuh dalam diri mereka setelah ¼ waktunya di habiskan untuk berhadapan dengan dunia pendidikan dan pelajaran. 

Tanpa memikirkan resiko dan bahaya yang sesungguhnya sangat mengancam nyawa mereka juga orang-orang yang melintas di jalan tersebut, mereka terus asyik bermain. Padahal hanya dengan kecerobohan sedikit saja, akan sangat membahayakan banyak pihak. Bisa dibayangkan, jika tiba-tiba bola yang dimainkan menggelinding ketengah jalan, terlindas motor atau mobil yang melintas hingga  terjadi kecelakaaan beruntun? Atau hanya untuk mengejar bola yang menyeberang di sebelah jalan, anak-anak ini tertabrak kendaraan yang melaju dengan sangat cepat? Mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka akan hal itu, dan andaipun itu sempat terpikirkan oleh mereka, dengan sangat sederhana mereka menjawab “ sudah biasa bermain di tempat seperti ini, walau dengan resiko yang sangat berbahaya”. Yang mereka tahu adalah bagaimana memenuhi hasrat mereka untuk melewati masa-masa indah sebagai anak-anak.

Kalaupun ada pihak-pihak disekitar mereka yang sengaja menegur, mereka malah menjawab dengan nada agak mengejek. Mereka sangat menikmati aktifitas yang sebenarnya sangat salah. Entah disadari atau tidak, namun seperti itulah perilaku anak-anak.

Perilaku seperti ini bukanlah yang pertama dan baru terjadi. Anak-anak sangat merindukan lahan-lahan bermain yang membuat mereka bisa melepaskan penat. Terlebih untuk daerah perkotaan yang besar dan sangat ramai seperti kota Makassar. Lahan-lahan indah buat mereka telah banyak di rampas oleh penguasa dan pemilik modal.

Kalaupun ada lahan dan tempat bermain, belum tentu bisa di jangkau oleh semua kalangan anak-anak. Dilihat dari sisi lokasi dan biaya untuk mencapai tempat ini. Sehingga banyak anak-anak yang menghalalkan segala kondisi dan keadaan untuk memuaskan hasratnya.

2 komentar:

  1. kasiaan bangeett anak2 jaman sekarang....

    BalasHapus
  2. Gak ad yang ngomen nih..
    aku comment yah..
    Nice article...
    keep writing.

    BalasHapus