Catatan Kecilku…
Ketakutan apa ini? Mengapa begitu terbebani dg rasa
yang seharusnya menjadi anugrah untuk
kita? Kisah ini seperti Alexandra dalam film Alexandria. Wanita yang resah
memperlakukan rasa yang sebenarnya sudah diketahui arah tujuan nya. Kamu, Bagas, lelaki yang hanya bisa
bersembunyi di balik kebodohan yang tak beralasan. Terlalu lama menimbang rasa.
Aku, Kamu, Dia.
Kita ibarat bensin yang sedang bermain di dekat
perapian, mengapa tak lekas terbakar (kata temenku).
Kita bukan senja dan gelap yang selalu berganti.
Kita sebenarnya adalah gelap dan bintang yang saling membutuhkan. Bintang
membutuhkan gelap untuk bersinar. Bintang butuh malam untuk menjadikan langit
semakin indah. Kamu paham itu.
Timbang menimbang rasa yang tidak beralasan,
menjadikan kita adalah beda. Naluri wanitaku bergulir. Aku bukan wanita masa
kini yang segampang itu memulai. Mungkin karena aku terlalu teliti. Konsep
masalalu yang mengurung semua anomaly hasratku. Tapi aku bukan trauma.
Bersamamu, ada keberanian baru untuk kembali
mengabadikan segala hasrat. Kembali menyelami arti rasa yang sesungguhnya.
Membuatku berada dalam titik kenyamanan. Meski aku menjawab dengan rasa yang
sederhana, tetap istimewa bagimu. Katamu, aku tak istimewa, tapi aku tak
terdefinisi.
Apa yang salah dengan hasrat? Bukankah kamu juga
merasakan hal yang sama?
Cinta mungkin tak membutuhkan lafaz kalimat untuk
berkomitmen soal rasa. Itu bagimu. Tapi bagiku, cinta soal komitmen. Bahasa
tubuh tak cukup untuk menjawab semua kepastian. Karena cinta universal, aku
ataupun kamu, bebas memaknai cinta dalam bentuk apapun. Karena kita akan
berkomitmen untuk menjadikan beda adalah aku dan kamu. Sampai aku tidak
benar-benar tahu, IYA atau TIDAK.
Tentang DIA, mungkin kalian sama. Sama-sama memberi
warna. Meski dia lebih telaten memahami beda. Aku tahu kamu cemburu. Di satu
sisi, aku bahagia tapi disisi lain resah pun kembali datang. Bagaimana harus
memberikan pemahaman kepada dia. Tentang rasaku yang belum berujung.
Hingga aku mulai tegas memperlakukan takdir. Kembali
lagi pada masa lalu ku. Kembali bosan dengan sikap tidak berujung. Karena
perempuan itu sederhana, butuh kejelasan dan tanggung jawab.
Bagiku, kamu hanya sebagian kecil dari kejam
kisahku. Meski kamu pernah jadi yang terbaik. Tapi ini soal prinsip hidup yang
tak pernah terdigit. Aku berpikir dengan sederhana, dan kamu memperlakukan nya
dengan sangat rumit.
Aku bukan Alexandra yang akan memilih satu diantara
kalian. Aku adalah aku, yang tidak akan memberikan pilihan apapun. Karena kamu
dan dia bukan undian, atau hadiah bagi pemenang. Jika ini malah memberikan efek
jera pada rasa yang kalian tujukan padaku, aku semakin lebih tak peduli.
B+ nya adalah cinta itu universal dan sangat
sederhana. Jika suka, mau dan ingin lekas katakan saja. Tidak ada yang salah
dengan hasrat. Mungkin waktu yang sedang tidak tepat ketika hasrat itu datang.
@D’buzz, April 3, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar