Catatan kecil...
23.19 wita,
Aku suka
menulis tentang malam. Meski kadang begitu sulit mendefinisikan gelap dan
sunyi. Di luar sana, banyak orang yang begitu mencintai malam. Walau terlihat
egois dengan memaksakan tubuh untuk sekedar menikmati gelap. Itu privasi. Setiap orang berhak
memperlakukan malam semaunya. Yah, karena malam itu keren. Entah ini catatanku
yang keberapa yang kutulis tentang malam.
Malam ini, akupun melakukan hal yang sama. Saat dua
adik tersayangku lelap dalam mimpi, aku masih setia menatap layar notebook. Melihat-lihat informasi kesehatan via
yahoo.com dan membuka wall akun sosmed
ku (singkatnya, aku amnesia, eh, insomnia maksudnya). Dan entah ada angin
apa, yang bertiup mengarah ke jari-jariku untuk melihat wall sosmed mu. Kamu yang
dulu sengaja hadir dalam takdirku. Kamu yang datang di luar sadarku dan aku
tidak peduli. Kamu yang selalu menyajikan lelucon-lelucon kerupuk hanya untuk
melihat senyumku. Garing!
Jika dulu, kita
adalah aku dan kamu. Sekarang kita adalah beda. Kamu dengan dirimu dan aku
dengan hidupku yang semakin misterius. Itu katamu, aku wanita misterius yang
pernah kamu kenal. Dan aku hanya tertawa
lepas mendengar celoteh mu yang aneh. Jujur aku kangen.
Dan malam ini,
tak sengaja aku kembali membaca beberapa catatan di sosmed milikmu. Aku tahu, 2
catatan mu yang “itu” sengaja di tulis untuk mengabadikan pertemuan kita yang
tidak di sengaja. Di kota itu, saat kita berdua menjadi tamu istimewa (meski
aku yang paling istimewa) takdir memperkenalkan padaku, bahwa ada lelaki sok
dewasa yang tiba-tiba datang dan peduli pada masa laluku. Kamu keren.
Kembali ke
tulisan mu, aku masih teliti membaca setiap kata dan kalimat dari catatan
mu. Dengan sangat beda kamu menafsirkan
setiap momen yang terlewati. Aku terharu. Dan malam ini aku memiliki keberanian
untuk mengabadikan rasaku dalam tulisan.
Namun apapun
itu, kamu pernah jadi yang terbaik di sini (nunjuk hati). Kamu pernah menjadi
warna dalam takdirku. Yang aku tahu, saat itu kita berada dalam posisi yang
sulit. Sulit karna tak kunjung memberikan kepastian pada rasa yang sudah ada.
Aku masih
menyimpan beberapa kalimat puitis yang kamu layangkan via sms
“Terbayang wajahmu yang menikam rindu
Malam ini sangat hening
Tanpa hujan. Tanpa kamu”
Semua kalimat
darimu, yang terekam disini.
Mungkin takdir
akan mempertemukan kita kembali, saat aku berkunjung ke kotamu, atau kamu yang
datang menyapa kota ku. Meski bukan untuk kembali ke momen itu lagi. Aku rindu.
Catatan ini
sederhana, perasaan ingin jumpa. Sudah begitu saja.
@D’buzz, March 29, 2013
salut buat km
BalasHapus