klo harga BBM naik, move ke android atau ios saja, daripada galau?? *notsolution
Perjalanan kekantor hari ini
lancar-lancar jaya. Tidak ada lonjakan kendaraan umum di jalan raya pada saat
jam-jam sibuk. Ini efek dari demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM
kemarin. Demonstrasi yang di lakukan mahasiswa berlangsung seminggu terakhir.
Aksi ini di picu oleh kebijakan
pemerintah Jokowi-JK yang menaikan harga BBM bersubsidi dari Rp. 6.500/liter
menjadi Rp. 8.500/perliter untuk bensin dan dari Rp. 5.500/perliter menjadi Rp.
7.500/perliter untuk solar pertanggal 18 November 2014 pukul 00.00 wib.
Menurut beberapa pihak, bahwa
kenaikan BBM bersubsidi ini sangat ironis karena harga minyak dunia saat ini
sedang menurun.
Mahasiswa yang melakukan aksi di
beberapa titik kampus, terlibat baku hantam dengan aparat. Ada yang luka, ada
motor yang di bakar, fasilitas kampus rusak,fasilitas umum rusak, warga
terlibat baku hantam dg mahasiswa, macet, aktivitas lalulintas lumpuh. Pokoknya
kenaikan BBM selalu berdampak kacau-kacauan, hantam-hantaman, macet-macetan.
Sejak kepemimpinan Presiden di jaman
reformasi, tiap kali BBM akan di naikan pasti akan di warnai hal-hal carut
marut. Maklum, untuk yang 32 tahun dahulu kan, jangankan berdemo, ngomong dikit
saja di culik. Protes dikit saja di bunuh. (**Kehidupaang**)
Kembali ke topik. Kenaikan BBM kali
ini sama seperti kenaikan BBM jaman SBY. Aksi besar-besaran yang di gelar
mahasiswa merupakan titik puncak kemarahan kaum minoritas.
Timbul pertanyaan, apakah aksi demo
yang di lakukan oleh mahasiswa selama ini bisa mengubah keputusan pemerintah?
Selama ini, belum pernah BBM tiba-tiba di turunkan oleh pemerintah karena aksi
besar-besaran, atau aksi baku hantam. Lama kelamaan juga akan berjalan normal
seperti biasa, dalam artian masyarakat akan menerima kebijakan ini. (walaupun
pahit)
Dari sini muncul berbagai argumen.
Ada yang bilang, partai A dulu
mati-matian menolak kenaikan BBM dan mengeluarkan buku putih yang isinya
kebijakan-kebijakan lain yang bisa di ambil tanpa harus menaikan harga BBM.
Tapi partai B tidak sependapat (saat itu, pemerintah dari partai B), menurut
partai B, BBM harus di naikan, karena harga minyak dunia sedang naik. Dengan
beberapa pertimbangan lain bahwa subsidi BBM akan di alokasikan sebaik-baiknya
untuk rakyat.
Nah, sekarang ketika sekarang
pemerintah dari partai A berkuasa, sepakat dengan kebijakan harga BBM harus
naik, walaupun saat ini harga minyak dunia sedang menurun. Alasan partai A, ada
kesalahan manajemen anggaran negara pada saat pemerintahan sebelumnya, dengan
asumsi subsidi BBM akan di cabut dan di gunakan untuk membangun dan
meningkatkan infrastruktur negara. Kembali partai B menghujat.
Kembali lagi, soal gonto-gontokan politik. (kubur saja soal kejujuran dan membela rakyat di negeri ini)
Kembali lagi, soal gonto-gontokan politik. (kubur saja soal kejujuran dan membela rakyat di negeri ini)
Saya hanya rakyat kecil yang kerja cari duit untuk memenuhi kebutuhan. Diluar sana, ada rakyat kecil lain yang jangankan punya duit untuk makan, kerja pun susah. Disaat harga ini itu naik, kami rakyat kecil ini putar otak agar kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi.
Mau melawan, sejak jaman dahulu
kala, perlawanan yang di lakukan rakyat kecil ini tidak ada artinya. Hanya
menjadi tontonan kartun bagi mereka yang berkuasa.
Dan kalian (mahasiswa yang
berdemonstrasi) mungkin kita harus sedikit mengubah cara **protesnisasi**.
Selama ini, aksi demo hanya menjadi cemoohan dari masyarakat yang kegiatan dan
aktivitasnya terbengkalai gara-gara macet, baku serang, baku tembak, baku lempar
de es be.
Iyaaa, aksi demo tidak mengubah
kebijakan pemerintah.
Seumur otak keceku mulai berfungsi
dengan baik, satu-satunya aksi demo paling kece itu adalah peristiwa mei 98,
saat itu mahasiswa dan LSM turun kejalan menuntut agar presiden Soeharto turun dari
jabatannya. Meskipun harus mengorbankan puluhan nyawa (Kalian Pahlawan).
Ini adalah hari ke dua BBM dengan
harga baru, harga sembako mulai naik, sewa angkot juga, bayar ini itu juga,
tapi Gaji gag naik, uang jajan apalagi.
Janji pemerintah yang baru untuk
mengalokasikan subsidi untuk kesejahteraan rakyat semoga tak ingkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar