Pegawai
negeri sipil. Sejak daya ingatku sudah bisa membedakan mana warna merah dan
warna putih, aku sudah akrab dengan
dunia ke Pe-eN-eS an. Bukan karena ayahku kepala BKD, tapi hampir semua Om dan
tante-tante ku adalah PNS. Kalau Ayah hanya Guru SD biasa, dan PNS juga.
Sewaktu
berseragam putih merah, bagiku PNS itu
pegawai pemerintah yang setiap bulan di gaji oleh pemerintah. Tambahan
pengetahuan ku ketika berseragam putih biru, kata Ibu “PNS itu ada uang
pensiunnya, jadi klo sudah selesai masa jabatannya masih tetap dapat gaji. Nah,
otak polos ku mulai bekerja. Lah, kan sudah gag kerja kok masih di gaji? Itu
kan...? ah sudahlah, berdebat sama ibu buang-buang waktu. Mungkin ibu juga
berpikir, aku masih terlalu polos untuk menerima penjelasan-penjelasan orang
dewasa.
Selain
itu, jadi PNS menurutku gag keren-keren amat. Semasa SMA, satu-satunya profesi
yang menurutku keren tujuh turunan adalah Pilot. Menurut lo?
Versiku,
pilot itu keren gag ketulungan. Yg klo supir mobil mah sudah mainstrem, tp klo
supir pesawat? Makanya tiap kali naek pesawat, aku suka kepo (yg mana sih
pilotnya). Oia,, satu lagi fakta tentang pilot, dari 10 pilot, hanya ada 1
orang yang KURANG ganteng. Selebihnya
ganteng, cakep maksimal kemana-mana.
Oke, kembali
ke topik utama. Semasa SMA aku mulai banyak tau tentang hak dan kewajiban PNS.
Eh, belum lagi berita-berita di tivi, PNS yang bolos dari kantor, PNS yg
menggadaikan SK nya untuk cicilan ini itu, dan satu yang paling sadis
(menurutku) untuk lulus PNS harus bayar puluhan juta. Gag percaya?? Iya, aku
juga awalnya gitu, tapi ini beneran, ciyuus miyabi deh.
Logikaku
bergulir, PNS itu kan pegawai pemerintah, di gaji pemerintah bekerja untuk rakyat.
Lah kalo di suruh bayar dulu smpe berpuluh2 juta gtu?? Berarti hanya org yang
berduit dong yg bisa jadi PNS. Atau begini, orang yang tidak berduit jangan
bermimpi untuk jadi PNS. Tapi bisa jadi berita ini hoaks, yaa bisa jadi.
Ternyata tidak. Modus bayar membayar untuk CPNS itu bukan hoaks.
Waktu itu
penerimaan CPNS 2013, sekitar desember akhir para peserta CPNS lagi H2C menanti
pengumuman CPNS. Dan aku salah satu pesertanya, peserta dari Kab. Bombana,
Sultra.
Sedikit
cerita, 2013 itu ikut tes CPNS karena
sedikit di paksa (hanya sedikit) sama mama. Aku mengelak sih, kataku :
“aku gag
bisa ikut ma, kan gag bisa cuti kerja”.
Tapi mama
punya cara lain, katanya :
“kamu
tinggal ikut ujian nya saja kok, berkasmu nanti bapak dan kakakmu yg di kab.
Bombana yg urus, minta ijin 1 atau 2 hari kan boleh”
Yaa,
namanya juga anak baik dan sholehah, aku nurut saja. Minta ijin ke atasan, di
kasi ijin dengan syarat, selama aku keluar kota, harus ada yang gantiin jadi
sekretaris. Baiklah. Tes CPNS pun selesai.
Akhir
desember itu, hape ku gag berhenti berdering. SMS dan telpon dari sesama
peserta juga kakak ku yg ternyata mereka juga ikutan menanti kabar itu. Ada
banyak sms yg isinya link pengumuman, link nya berbeda-beda, udah gitu gag bisa
terbuka. Setiap di klik-enter pasti #pagenotfound. Apa-apaan ini?? Dunia per
Ce-Pe-eN-eS an, kok kyak gini, link nya punya pemerintah tapi kok sulit
terbuka. Eh lupa, ternyata ini via net, mungkin jaringan nya pada tabrakan jadi
gag ada yg lolos.
Dan di
link ke sekian kalinya saya cek, namaku timbul dg status “memenuhi passing
grade” jumlah nilaiku 385. Artinya secara seleksi nasional saya lulus dong. Papa
pun mendengar berita kelulusanku. Malam nya papa memerintahkan¸saya harus
pulang secepatnya.
Okeh. Saya
pulang.
Di kantor, saya minta cuti 2 minggu sampai pengurusan seleksi di daerah
selesai. Cek per cek, di daerah saya gag lulus seleksi. Terus di BKD, ada
bapak2 satu nawarin gini,
“kalo mau lulus gampang kok” #sambilkedip2mata.
Weets, sip, saya paham. Artinya saya harus memuluskan barang-barang ini dengan
NOMINAL. Dan tak perlu pikir panjang :
“papa,
saya harus kembali ke makassar, sy tidak minat yg beginian, kalo untuk mengabdi
di pemerintahan harus pakek nominal, itu sama saja mengambil hak orang lain,”
Dan papa
pun setuju, kata papa : “kalo
rejeki gag kemana nak”
Mungkin karena
PNS bukan menjadi target utama, sehingga saat dinyatakan tidak lulus seleksi
daerah, tak sedikitpun ada rasa kecewa ataupun sedih. Kecuali mama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar