Sidenreng Rappang, 20 Maret 2016
Kopi adalah…??
Setiap orang mendeskripsikan kopi
dengan makna yang berbeda. Bagiku, kopi obat sakit kepala. Dalam suasana resmi
atau sedang melakukan pekerjaan penting, atau sedang training, meeting atau
stay di bangking Hall (sesuai job deskripsiku sebagai serang Teller Bank),
kepalaku terasa sakit jika menahan rasa kantuk. Padahal di hari lain, hari
libur misalnya, saya malah tidak merasakan kantuk sama sekali. Dan salah satu
obat rasa sakit kepala itu adalah cafein.
Entah sejak kapan saya memulai
kebiasaan ini. Terjadi dengan cepat dan bias. Sama seperti sedang mengamati
seseorang yang berkharisma, berkarakter dan tampan tiba-tiba jatuh cinta.
(baper yaah? Hahahh). Tapi begitulah kejadiannya. Kejadian cinta pada kopi
maksudnya.
Seingatku, awal mengakrabkan diri
dengan kopi ini ketika masih aktif di Persma. Namanya juga mahasiswa, nongkrong
sana nongkrong sini. Dan tidak lengkap jika tanpa kopi. Bukan soal gaul atau
tidak, hanya saja ketika diskusi memang kami membutuhkan kopi untuk menyumpal
kelopak mata yang selalu ingin ketemu.
Pernah ada satu kejadian. Waktu itu
sedang ada konsolidasi sekjend kota PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa
Indonesia) se-Indonesia di Yogyakarta
yang bertepatan dengan Dies Natalis PPMI. Konsolidasi diadakan pada malam hari,
sekitar pukul 23.30, para sekjend kota sudah berkumpul ada juga beberapa senior
yang berasal dari angkatan masa lampau. Di jam selarut itu ketika para sekjend
yang mayoritas lelaki sedang aktif-aktifnya berdiskusi dan berdebat, saya
(sebagai Sekjend PPMI kota Makassar) yang tidak terbiasa melakukan aktifitas
diskusi malam tentu menjadi momok yang menyebalkan. Ketika yang lain sudah
tidur pulas, kita yang katanya manusia-manusia pilihan (katanyaaa pilihan,,
apalaahh) malah di paksa mengikuti rutinitas seperti ini. Rutinitas kaum
aktifis kampus. Bagi saya (perempuan yang baru saja terpilih menjadi sekjend
kota) ini benar-benar menyebalkan. Mengapa diskusinya tidak dilaksanakan di
siang hari saja?
Singkat cerita, sekjend kota sudah
berkumpul, diskusi pun di mulai. Sepuluh menit berlalu, rasa bosan sudah mulai
mampir perlahan. Hingga kantuk juga ikut-ikutan menyerang. Tak bisa tertahan,
saya memperbaiki posisi duduk, kebetulan duduk paling belakang. Dan rebah. Saya
tidur. Teman sekjend yang duduk di sampingku (sebut saja namanya Rama) tidak berani mengganggu, karna sebelumnya saya
sudah mengingatkan bahwa saya mengantuk, dan jika tertidur jangan sampai di
ganggu. Berita buruknya, semua isi diskusi tidak tercatat sebarispun. Ah, tapi
itu gampang, nanti tinggal meminta catatan sama Rama. Dan berita baiknya saya terbangun
sebelum diskusi selesai dan tidak ketahuan ketua diskusi. Ah, ini benar-benar
membosankan.
Ketika diskusi selesai, ketika
orang-orang sudah mulai mengantuk, saya malah tidak merasakan kantuk
sedikitpun. Baiklah, mungkin ini waktu yang tepat untuk mencatat isi diskusi
yang baru saja selesai, sebelum di mintai pertanggungjawabannya besok. Saya menemui
Rama untuk meminjam catatan. Rama termasuk teman yang baik, yaah meski sedikit
menyebalkan, karena sebelum meminjamkan catatan, sy di omeli abis-abisan karena
tidak mengikuti diskusi dengan maksimal dan hanya meminjam catatan. Salah satu
omelan nya :
“coba deh, minum kopi skali skali” katanya tanpa penjelasan
kenapa harus minum kopi.
Saya berpikir keras (sekeras menjalani kehidupan), ini menarik boleh deh
di coba. Dan sepulang ke Makassar, saya mulai berkenalan dengan kopi (bukan
kopi hitam) dan alhasil sekarang, saya adalah wanita pecinta kopi.
Setelah memasuki dunia kerja, kopi
tentu bukan hal asing di kantor. Beberapa karyawan temasuk atasan selalu
melakukan rutinitas ngopi pagi. Banyak statemen yang tercipta untuk ngopi di
pagi hari. Saya suka menjuluki “ngopi dulu, biar gag galau”. Ini bukan
persoalan baper, hanya saja jika tidak minum kopi di pagi hari konsentrasi akan
buyar. Rasa kantuk seakan terpanggil sendu mengosongkan udara di otak,
menggantinya dengan bantal, kasur dan selimut.
Sampai ada beberapa teman dan kakak
perempuan yang bertanya-tanya. “Perempuan kok ngopi” katanya. Saya tertawa
saja. Sepertinya orang yang bertanya seperti itu mungkin sewaktu muda mainnya
kurang jauh.
Bukankah jaman sudah semakin maju?? Di
jaman modern dan serba ada seperti sekarang ini, anda bisa menikmati berbagai jenis
kopi sesuai selera. Anda bisa memilih berbagai macam kopi, mulai dari kopi domestic
hingga racikan luar negeri.
Apa yang salah dengan perempuan yang
suka ngopi? Bukankah kopi bukan Narkoba atau Nikotin yang resikonya sangat
fatal? Kopi hanya sebatas kafein yang sebenarnya punya banyak manfaat. Meski setiap unsur ada sisi positif
dan negatifnya, namun yang harus di ketahui adalah, seberapa besar porsi
positif yang di hasilkan oleh kopi.
Lalu, manakah kopi yang berbahaya?
Kopi yang berbahaya adalah kopi yang berlebihan. Bukankah kita diajarkan untuk
tidak berlebihan pada suatu hal.
Minum secangkir kopi di pagi hari saat
perut kosong misalnya, ini dapat memicu sekresi asam klorida dalam saluran
pencernaan. Pada orang yang memiliki masalah lambung efeknya akan lebih cepat
terasa. Apalagi untuk anda yang makan secara tidak teratur, asam klorida yang
berfungsi untuk mengurai makanan tidak dapat bekerja dengan baik dan sulit
menyerap protein.
Atau, minum kopi lebih dari 5 gelas
sehari. Minum lebih dari 5 gelas kopi perhari
akan meningkatkan kadar kolesterol jahat dan kadar trigliserida, yang
menjadikan darah lebih pekat, sehingga mengakibatkan penyempitan lubang
pembuluh darah akibat endapan lemak, yang beresiko mengundang serangan jantung
dan stroke.
Dan beberapa hal negatif lain dari kopi. Tidak di perbolehkan
untuk wanita Hamil, wanita yang sedang haid dan setelah meminum obat.
(penjelasannya cari di Google mi deh).
Namun, kopi juga memiliki banyak manfaat. Selain manfaat
untuk kesehatan, juga ada manfaat untuk kecantikan.
Kopi dapat meningkatkan energy karena memiliki stimulant yang
di sebut kafein, zat psikoaktif yang sangat umum dikonsumsi di bumi ini. Kopi
meningkatkan berbagai aspek dalam otak. Termasuk memori, konsentrasi, suasana
hati, tingkat kewaspadaan, energy dan masih banyak lagi.
Untuk yang mau diet, kopi juga bisa menjadi solusi. Kafein
merupakan satu-satunya zat alami yang mampu membakar lemak. Di beberapa studi,
kafein dapat meningkatkan tingkat metabolisme
tubuh 3-11 %.
Dan yang paling penting, kopi bisa menurunkan resiko Diabetes
II, Melindungi anda dari Alzheimer dan Dimensia, melawan rasa depresi dan
peminum kopi memiliki resiko rendah terhadap beberapa jenis penyakit Kanker.
Pesan saya, jangan berlebihan. Karena gaya hidup juga menjadi
pemicu munculnya berbagai macam penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar